Tentu orangtua akan menjadi bingung saat melihat anak yang ceria mendadak menjadi sensitif. Misalnya saat kita memberitahu hal yang tidak boleh ia lakukan, tiba-tiba ia menangis. Atau saat ia tidak dapat mengambil mainannya di atas lemari ia tiba-iba marah. Setiap kali ia dihadapkan dengan situasi yang tidak sesuai dengan kehendaknya, anak akan menangis atau marah. Untuk itu pada artikel ini ibuhamil.info akan mencoba memberikan gambaran penyebab anak menjadi cengeng dan pemarah.
Fase perkembangan seperti ini normal terjadi saat anak memasuki usia 2,5-3,5 tahun dan usia 5-6 tahun. Saat anak memasuki usia-usia tersebut, emosinya mudah meledak-ledak, sehingga agak sulit untuk mengarahkannya.
Berikut ini ada beberapa hal yang menjadi faktor anak menjadi penyebab anak menjadi cengeng dan pemarah :
1. Frustasi
Penyebab anak menjadi cengeng dan pemarah yang pertama adalah karena frustasi. Saat anak mengungkapkan keinginannya, namun orangtua tidak dapat memenuhi permintaannya, maka wajar jika ia melampiaskannya melalui tangisan. Orantua dapat mengatasinya dengan membujuknya pelan-pelan, dan dengan tegas mengatakan bahwa ia tidak dapat memiliki benda-benda tersebut. Jika si anak masih menangis, orangtua dapat mengatakan ia tidak akan memperoleh apa yang ia inginkan jika ia terus rewel. Jika tangisnya berhenti, peluklah ia erat-erat dan nasihati bahwa banyak cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan tanpa bersikap rewel seperti itu.
2. Suasana tidak nyaman
Selanjutnya yang menjadi penyebab anak menjadi cengeng adalah suasana tidak nyaman. Suasana yang idak nyaman seperti udara kotor, hawa panas, suara bising, atau ruangan yang sempit sering membuatnya rewel. Misalnya saja saat ia berada di angkutan umum, hawa panas dan suara bising sering membuatnya tidak betah sehingga anak mengungkapkan rasa tidak nyamannya dengan rewel atau menangis. Orangtua dapat mengatasi hal tersebut dengan mengalihkan perhatiannya dengan mengajaknya berkomunikasi, atau menunjukan tempat-tempat menarik padanya. Atau orangtua juga dapa menjelaskan kondisi yang ia akan temui sehingga ia tidak terlalu kaget dengan hal-hal tidak nyaman yang akan ia temui.
3. Suasana baru
Suasana atau kondisi baru yang anak hadapi juga sering menjadi penyebab anak menjadi cengeng. Suasana baru, orang-orang baru, belum lagi hiruk-pikuk yang ia hadapi membatasinya ruang geraknya. Sehingga wajar jika ia meluapkan rasa ketidakbetahannya dengan menangis. Misalnya saat ia diajak ke pesta. Cobalah untuk membuat suasana asing tersebut akrab dengannya. Kita dapat mengenalkannya kepada teman-teman kita, terlebih jika mereka membawa anak kecil juga.
4. Kelelahan
Jika orang dewasa dapat mengungkapkan kondisi tubuhnya yang lelah, tidak begitu dengan anak-anak. Saat mereka kelelahan misalnya setelah pulang sekolah atau bermain seharian, tak jarang orangtua kurang tanggap dengan kondisi anaknya, sehingga anak-anak melampiaskan kelelahannya dengan bersikap rewel dan menangis. Saat anak rewel, sebenarnya ia mengatakan bahwa ia ingin istirahat. Karena itu, saat anak rewel, cobalah mengajaknya ke tempat tidur dan beristirahat. Karena rewel menjadi salah satu penyebab anak menjadi cengeng.
5. Sakit
Sama halnya dengan kelelahan, sakit juga sering membuat anak rewel. Saat sakit, anak akan merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya. Tubuhnya lemas dan lemah, makan tak enak, dan tidurnya juga tak nyenyak. Kondisi yang ia alami tak jarang membuatnya menjadi cengeng dan rewel. Semua itu merupakan hal yang wajar. Agar membuatnya lebih nyaman, cobalah melakukan sesuatu yang menyenangkan seperti memutarkan film kesukaannya, atau menceritakan hal-hal atau dongeng yang menarik.
6. Butuh perhatian
Saat perhatian orangtua terpecah pada si anak, misalnya saat ia memiliki adik baru, tenttu kondisi tersebut sangat menyita perhatian orangtuanya. Perasaannya seakan-akan terbuang tersebut tidak jarang membuat si anak rewel dan membuatnya melakukan hal yang dapat memancing perhatian orangtuanya, seperti mengganggu adiknya.