Setiap cewek pasti pernah mimpi punya pacar seorang cowok populer atau kategori bintang di kampus, tempat kursus, maupun di lingkungan kerja. Cowok berotak encer, memiliki segudang bakat, dan pribadi ramah – fisik keren bakal jadi pelengkap, tuh! – dipastikan bikin kita klepek-klepek. Dan nggak dilarang, kok, kalau kita berusaha mewujudkan mimpi terpendam tadi. Ini caranya….

Kudu eksis
Si cowok ‘bintang’ ternyata sama saja dengan semua cowok yang pernah kita gebet. Dia nggak bakal sadar kita ada di sekitarnya kalau kita nggak kasih tahu. Prestasinya di bidang olahraga atau kemahirannya berbicara 4 bahasa asing nggak boleh bikin kita minder.
Justru kita harus berani memulai perkenalan kalau pengen dapat perhatiannya. Minimal setelah berkenalan si dia ngeh bahwa kita juga penghuni bumi, he he he.
Biar makin akrab lagi, manfaatkan juga sederet kelebihannya tadi saat pdkt. Misalnya tata bahasa Prancis kita masih belepotan, coba minta tolong si dia yang berada di level advance dan kebetulan satu tempat les dengan kita.
Yakin, deh, saat punya waktu luang, si dia rela mengajari apa yang dia ketahui. Jangan lupa tingkatkan terus frekuensi kontak kita – kalau nggak bisa ketemu, kan, bisa ‘belajar’ via telepon, he he he.
Sering menghabiskan waktu bareng biasanya menimbulkan rasa ketergantungan tinggi. Coba menghilang selama seminggu biar si dia sadar bahwa selama ini kita sukses bikin hidupnya lebih berwarna. Semoga rasa kehilangan itu mempercepat proses jadian kita dan si dia….
Serba Untung
Akhirnya mimpi kita jadi kenyataan cowok populer itu sudah jadi milik kita! Kita yang tadinya nggak diperhatikan orang, sekarang nggak perlu susah-payah mencari perhatian. Dengan kata lain, tiba-tiba kita jadi pusat perhatian dan ikutan jadi ‘bintang’, deh.
Jalan bareng cowok serba tahu otomatis menularkan wawasan baru kepada kita. Contohnya, nih, untuk mengetahui serba-serbi komputer secara instan, kita tinggal menawarkan diri menemani pacar beli program terbaru atau menunggui si dia install program komputernya. Biasanya tanpa diminta pun pacar bakal menjelaskan berbagai hal – yang belum kita ketahui – dengan sabar, dalam bahasa lebih sederhana.
Selain itu, pacar ‘bintang’ bisa ikut mendongkrak rasa pede kita. Kalau ternyata kita mampu mendapatkan cowok impian, berarti bukan hal mustahil kita mencapai ambisi lainnya. Pikiran positif ini bisa memacu semangat kita untuk memenangkan setiap persaingan – termasuk menyaingi prestasi dong. Untung benerr….
Ekstra sabar
coba bisa kenalan artis di bis kaya gini yak …
Di balik semua kesenangan punya pacar populer, pasti ada juga hal nggak asyik. Contohnya, kita bakal selalu mendengar komentar miring karena dianggap nebeng popularitas si dia. Lalu ada juga anggapan bahwa kita nggak layak berada di sampingnya karena kita hanya ‘cewek biasa’. Duh, sirik aja!
Belum lagi kita harus siap mengerem rasa cemburu dari penggemar fanatik si cowok ‘bintang’. Setelah jadian dengan kita, bukan berarti cewek-cewek itu berhenti menggoda pacar. Bisa jadi mereka malah makin semangat mengejar si dia begitu tahu saingan mereka hanyalah cewek biasa – hiks! Jangan kaget kalau teror SMS dan telepon nomor nggak dikenal bakal mengganggu kita.
Yang paling bikin harga diri jatuh adalah jika sikap keluarga besarnya yang (sering) meremehkan kehadiran kita. Setiap kali main ke rumah si dia, nyokapnya pasti siap dengan pernyataan bahwa anaknya sedang diincar jadi menantu oleh teman arisannya. Apalagi adiknya selalu menyampaikan salam dari teman-teman ceweknya – padahal kita ada di samping pacar. Sabar, sabar….
Kudu survive!
Saat memutuskan jadian dengan cowok idaman, kita juga kudu siap menghadapi konsekuensinya. Hubungan kita dan pacar terlalu eksklusif buat dibagi dengan orang lain yang jelas-jelas menentang. Selama kita happy jalan bareng si dia, mendingan tutup kuping dari omongan negatif mereka, deh.
Sebagai cewek normal, wajar kita (dan cewek-cewek lainnya) silau akan segala pesona si cowok ‘bintang’. Tapi bukan berarti si dia boleh berlaku seenaknya.
Terakhir, posisi kita setara, kok, dengan pacar. Jadi nggak perlu takut kehilangan si dia sampai kita rela mengorbankan perasaan, harga diri, maupun kehormatan sendiri. Masih banyak, deh, cowok lain yang lebih pantas jadi pacar kita – biarpun nggak sebintang dia, he he he….