Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Kali ini yang menjadi pembahsan disini adalah langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sedikit keterangan tentang istilah jigsaw adalah sebagai berikut.

Istilah jigsaw dalam Bahasa inggris yang berarti gergaji ukir dan ada juga yang mengangap jigsaw sebagai istilah fuzzel yaitu seperti sebuah teka-teki yang menyusun potongan gambar. Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga menggunakan sebuah pola seperti kerja gergaji yang harus dikerjakan secara bersama-sama dalam satu kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Read More

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini mulai dikembangkan sejak tahun 1978 oleh seseorang yang bernama Elliot Aronson’s bersama teman temannya (Aronson, Stephen, Blaney, sikes, dan SNAPP).

Di dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini diterangkan bahwa model pembelajaran ini adalah model pembelajaran dimana siswa yang menitik beratkan pada sebuah model belajar kelompok dalam bentuk kelompok kecil.

Biasanya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dikerjakan dengan jumlah empat sampai enam orang siswa dalam satu kelompok heterogen. Mereka saling bergantung positif dan bertanggung jawab secara mandiri.

Menurut perkembangan para ahli, model pembelajaran tipe jigsaw ini adalah solusi yang paling efektif. Apabiala diterapkan di dalam pengajaran terhadap materi ajar dapat dibagi menjadi beberapa materi ajar dan materi ajar tersebut bisa dijelaskan secara tidak urut dalam penyampaiannya.

Berikut ini adalah langkah-langkah bagi anda, yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pelaksanaan pembelajaran kepada siswa, seperti yang di sampaikan oleh yang mereka para pengembang (aronson,Stephen, dll).

  1. Siswa dibentuk menjadi beberapa bagian atau kelompok. Biasanya dalam satu kelompok terdapat 4 hingga 6 orang.
  2. Setiap siswa dalam kelompok diberi tugas mengerjakan materi dengan bagian yang berbeda.
  3. Setiap siswa dalam kelompok diberi materi tugas yang dibagikan.
  4. Anggota dari beberapa kelompok yang telah dibagi, yang telah mempelajari sub/materi yang sama dikumpulkan dalam kelompok yang baru. Sehingga terjadi sebuah kelompok baru yang disebut dengan kelompok ahli yang bertugas untuk mendiskusikan sub bab mereka.
  5. Setelah itu anggota dari kelompok ahli yang telah mendiskusikan sub bab bagian yang mereka kerjakan akan kembali kepada kelompok asalnya dan secara bergantian mengajari teman sekelompoknya mengenai sub bab yang telah dikusai oleh anggota yang telah berdiskusi di kelompok ahli. Sedangkan anggota lainnya mendengarkan penjelasan yang diberikan secara bersama.
  6. Masing-masing kelompok ahli melakukan presentasi dari hasil diskusi yang telah dikerjakan.
  7. Guru melakukan kegiatan evaluasi.

Mungkin ada yang sudah pernah mencoba model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dan berhasil menerapkan cara ini kepada siswa. Namun dalam penerapan model pembelajaran ini, tidak semuanya bisa berhasil menerapakan. Karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya model pembelajaran ini dalam tujuan pembelajaran.

Di bawah ini akan dijelaskan faktor penunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

 

Faktor-faktor penunjang keberhasilan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan penghambat keberhasilannya

  1. Penunjang keberhasilan.
    • Setiap anggota dari bagian kelompok harus saling membantu dalam kerjasamanya.
    • Setiap anggota dari bagian kelompok harus memiliki rasa tanggung jawab demi kemajuan bersama tanpa terkecuali.
    • Harus dikerjakan secara face to face (tatap muka) dalam melakukan diskusi dan elaborasi dalam mengerjakan materi.
    • Setiap anggota harus bisa bersosialisasi dengan baik dengan seluruh anggota kelompok lain agar memungkinkan pemahaman materi bisa diterima dengan baik secara kolektif.
    • Setiap kelompok harus bisa melakukan evaluasi terhadap proses belajar yang sedang ditugaskan dalam meningkatakan kinerja kelompok belajar tersebut.
  2. Penghambat keberhasilan.
    • Guru masih asing dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Faktor ini juga kerap menjadi penghambat, hal ini dikarenakan guru dan murid masih belum terbiasa menggunakan model jigsaw dan masih terbiasa dengan model konvensional.
    • Masalah waktu. Dalam melakukan tipe pembelajaran jigsaw lebih banyak memakan waktu dibandingkan dengan pembelajaran konvesional.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.